Kamis, 22 Oktober 2015
Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana manajemen sekolah dan posisinya dalam mencapai
tujuan pendidikan sebagai bagian dari peningkatan kualitas sumberdaya manusia?
b.
Apa saja problematika administrasi dan manajemen sekolah,
konsep dasar administrasi sekolah, konsep dasar manajemen sekolah, organisasi
sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan, manajemen strategi sekolah, dan
partisipasi masyarakat terhadap sekolah?
2.
Tujuan
a.
Untuk menggambarkan konsep dasar administrasi dan
manajemen sekolah.
b.
Untuk mengetahui siapa bertanggungjawab terhadap siapa.
c.
Untuk mampu menggunakan model manajemen strategik.
d.
Untuk menggambarkan performa personel sekolah.
e.
Untuk mengetahui apa saja yang berkaitan dengan
pembiayaan pendidikan disekolah.
f.
Untuk mengetahui batas-batas dimana masyarakat dapat ikut
serta dalam manajemen sekolah.
BAB II
INTISARI DAN
PEMBAHASAN
1.
Pendidikan sebagai Suatu Sistem
1.1 Sistem
Pendidikan Nasional
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan sebagai layanan belajar. Pendidikan dapat terjadi pada sembarang situasi, kapan,
dan dimana pun dalam hidup, namun prinsipnya pendidikan lebih berorientasi pada
pendewasaan peserta didik. Untuk mewujudkan tujuannya itu, maka dibutuhkan
sebuah lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi tempat berlangsungnya
administrasi dan manajemen pendidikan. Hal ini tumbuh menjadi besar dan
permasalahannya akan menjadi kompleks ketika diterapkan dalam suatu lingkup yang
besar. Oleh karena itu, dilakukan pendekatan sistem yang menekankan keseluruhan
dan keutuhan, pemikiran terhadapa bagian atau elemen sebagai subsistem. Inilah
yang akhirnya mewujudkan sistem pendidikan nasional.
Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan
terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan
lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dengan kata
lain, sistem pendidikan nasional adalah alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan, dalam hal ini cita-cita pendidikan nasional.
Sebagai alat, maka tentu saja di dalam sistem ini terdapat berbagai komponen
yang saling menunjang dan mempermudah pencapaian tujuan yang dimaksud. P. H.
Coombs (1968) mengemukakan ada 12 komponen utama dalam pendidikan yaitu tujuan
dan prioritas, peserta didik, manajemen, struktur, bahan ajar, guru dan
pelaksana, alat bantu belajar, fasilitas, teknologi, pengawasan mutu,
penelitian dan biaya pendidikan.
1.2 Problematika
Administrasi dan Manajemen Sekolah
1.2.1
Team Working Sekolah
Berbagai penelitian yang berkaitan dengan keefektifan sekolah menyimpulkan bahwa kelemahan utama manajemen
pendidikan adalah pada team working yang tidak solid. Tidak semua
personal pada satuan pendidikan bekerja sebagai sebuah team working yang kompak dan solid. Pada berbagai institusi satuan pendidikan, pimpinannya selalu memiliki orang-orang tertentu
sebagai kepercayaan. Tetapi orang kepercayaan itu dapat dimanfaatkan oleh
kepala sekolah sesuai dengan kehendaknya, meskipun pemahaman orang
kepercayaannya itu terhadap sekolah tidak memadai. Sehingga berbagai kebijakan
dan keputusan adalah hasil rekayasa pimpinan dengan orang kepercayaannya.
1.2.2
Kompleksitas Birokrasi Pendidikan
Sering kali usul perbaikan dan perawatan sarana dan
prasarana serta perlengkapan pendidikan yang diajukan oleh sekolah kepada
pemerintah bahkan diajukan setiap tahun, namun tidak ada respon
dan penyelesaian yang
memadai dari birokrasi pemerintah daerah di provinsi dan kabupaten/ kota maupun
pemerintah pusat. Kondisi objektif ini menunjukkan bahwa sistem sentralistik
kebijakan pandidikan, alokasi anggaran yang selama ini terjadi, meskipun sudah
dilakukan kebijakan desentralisasi pemerintahan, bagi sekolah pola sentralistik
dari sekolah ke pemerintah daerah masih berjalan.
1.2.3
Sekolah dalam Pandangan Birokrasi Pemerintah
Rendahnya biaya pendidikan yang disediakan negara pada negara berkembang menjadi alasan klasik rendahnya
kemampuan pemerintah mendukung penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi
kebutuhan sekolah yang sangat memengaruhi kualitas pendidikan. Namun dilihat
dari posisi kepala sekolah di hadapan birokrasi pemerintah seperti birokrasi
dinas pendidikan, birokrasi ini tidak banyak memberi dorongan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendekatan
yang dilakukan hanyalah sebatas pendekatan birokrasi antara bawahan dan atasan.
Birokrasi cenderung memperlakukan kepala sekolah sebagai pelaksana teknis dari
unit kerja mereka, bukan dipandang sebagai pemimpin institusi profesional
pendidikan yang memiliki otonomi atas dasar profesional tersebut.
1.2.4
Kinerja Guru
Kinerja guru selama ini terkesan tidak optimal. Guru
melaksanakan tugasnya hanya sebagai kegiatan rutin, ruang kreativitas. Inovasi
bagi guru relatif tertutup dan kreativitas bukan merupakan bagian dari
prestasi.
1.2.5
Kinerja Pengawas Sekolah
Hasil kerja pengawas setelah melakukan kunjungan ke
sekolah yang menjadi tanggungjawab tugasnya diserahkan ke Dinas Pendidikan
dimana ia bekerja. Penilaian dan pengawasan yang terlalu administratif tidak memberikan motivasi para guru untuk melaksanakan
tugas pedagogisnya. Oleh karena itu membutuhkan supervisi dan pembimbingan
untuk mewujudkan kinerja profesionalnya secara lebih efektif.
1.2.6
Manajemen Sekolah
Selama ini sekolah dalam sistem pemerintahan di
Indonesia di tempatkan pada posisi yang kurang berdaya, semua operasional
pendidikan dan sekolah ditentukan oleh birokrasi di
atasnya.
2.
Konsep Administrasi dan Manajemen Sekolah
2.1 Konsep Dasar
Administrasi Sekolah
Administrasi sekolah adalah suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam
lembaga sekolah yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan memanfaaatkan
fasilitas yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan
efisien.
Keseluruhan bagian dari kegiatan ini harus dijalankan secara utuh dan memiliki
siklus tersendiri untuk mewujudkan sistem pengadministrasian yang sempurna.
2.2 Konsep Dasar
Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah adalah proses dan instansi yang
memimpin dan membimbing penyelenggeraan pekerjaan sekolah sebagai suatu
organisasi dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah
ditetapkan. Mengacu pada prinsip tersebut manajemen sekolah diartikan sebagai
proses pemberdayaan sumber daya sekolah melalui kegiatan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian secara lebih
efektif dan efisien dengan segala aspeknya dengan menggunakan semua potensi
yang tersedia agar tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta
produktivitas sekolah yang bermutu.
3.
Sekolah Sebagai Organisasi
3.1 Arti dan Makna
Sekolah
Sekolah ialah kerjasama sejumlah orang menjalankan
seperangkat fungsi-fungsi mendasar melayani kelompok-kelompok umur tertentu
dalam ruang-ruang kelas dibimbing oleh guru mempelajari kurikulum-kurikulum
yang bertingkat untuk mencapai supervisi adalah suatu usaha menstimulasi,
mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah
baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, dengan demikian mereka
dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap peserta didik secara kontinu,
serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
3.2 Organisasi
Sekolah dalam Menyelenggarakan Pendidikan
Organisasi adalah hubungan struktural yang mengikat
dan kerangka dasar tempat individu-individu dikoordinasi yang didalamnya
dilakukan pembagian kerja, karena adanya bidang kerja yang harus diselesaikan
dan adanya orang-orang yang wajib menunaikan tugas tertentu.
Organisasi
sekolah yang efektif adalah kelompok-kelompok informal, kebutuhan-kebutuhan
individu dikoordinasi yang didalam dilakukan pembagian kerja, karena adanya
bidang kerja yang harus diselesaikan dan adanya orang-orang yang wajib
menunaikan tugas tertentu.
Setidaknya ada
13 indikator yang mencirikan sebuah organisasi sekolah itu efektif sebagaimana
yang diungkapkan oleh Purkey dan Smith (1983) yaitu fokus manajemen didasarkan
pada sekolah, kepemimpinan instruksional yang kuat, stabilitas staf, konsensus
tujuan, pengembangan dan pembinaan staf sekolah, dukungan orang tua, hasil
akademik yang berkualitas, penggunaan waktu yang efektif, dukungan pemerintah
daerah, hubungan perencanaan dan kolegikal, komitmen organisasi, tujuan yang
jelas dan harapan yang tinggi, serta aturan yang baik dan kuat.
3.3 Komponen
Organisasi Sekolah
Dalam
menjalankan fungsi dan perannya, terdapat komponen-komponen pelaksana yang
diharapkan saling mendukung dalam implementasi. Komponen yang dimaksud adalah:
1.
Kepala sekolah sebagai manajer dan pemimpin pendidikan;
2.
Wakil kepala sekolah sebagai pendukung kepemimpinan
kepala sekolah;
3.
Guru sebagai pendidik dan penanggungjawab pembelajaran;
4.
Konselor sebagai pendukung kualitas belajar;
5.
Tenaga kependidikan sebagai perencanaan pendidikan
bertanggung jawab menyediakan informasi kebijakan pendidikan;
6.
Tenaga ahli kurikulum sebagai pelayan manajemen kurikulum;
dan
7.
Supervisi pengajaran di sekolah.
4.
Manajemen Strategik Sekolah Menghadapi Persaingan Mutu
Manajemen strategi sekolah merupakan suatu pendekatan yang sistematik dalam menyelenggarakan
programnya untuk mencapai tujuan sekolah. Dalam hal ini,
penggunana model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan konsep yang
konstruktif dan menjanjikan sebagai strategi meningkatkan mutu manajemen
pendidikan.
MBS adalah
gagasan yang menempatkan kewenangan pengelolaan sekolah dalam satu keutuhan
entitas sistem untuk membuat keputusan. Dalam konsep MBS, manajemen yang
diterapkan memiliki karakteristik umum sebagai berikut.
1. Keputusan
yang diambil bersifat strategik;
2. Penggunanaan
sumber daya sekolah seefektif mungkin;
3. Berorientasi
ke masa depan;
4. Sangat
peduli dan tanggap dengan lingkungan eksternal;
5. Cenderung
bersifat multidimensional.
Oleh karena itu,
perumusan visi dan misi menjadi langkah utama yang dilakukan dengan mengasesmen
lingkungan, yaitu apa sebenarnya kebutuhan mendasar lingkungan akan pendidikan
yang dapat disediakan sekolah.
Selanjutnya, terdapat tiga elemen manajemen strategik
yaitu analisis strategi, formulasi strategi dan implementasi strategi. Implementasi merupakan hal yang paling sulit untuk
dilakukan sebagaimana diungkapkan Miller (1996: 329).
5.
Penilaian Kinerja Sekolah
Penilaian dan pengukuran kinerja sekolah dapat
menggunakan berbagai pendekatan khususnya penggunaan pendekatan berbagai metode
penelitian. Bagi sekolah tentu disarankan untuk menggunakan pendekatan yang
paling mungkin dapat mengungkap permasalahan secara saintifik, mudah dan tidak
menggunakan waktu yang lama sehingga kebijakan dan perbaikan dapat dilakukan
dengan tepat sasaran.
Secara umum, ada 7 faktor yang dominan yang memberikan
pengaruh terhadap keberhasilan kinerja suatu organisasi yaitu strategi,
struktur, sistem, staff/karyawan, gaya, keahlian dan nilai-nilai bersama.
Ketujuh faktor tersebut saling terkait dan berhubungan menyumbang keseluruhan
kinerja organisasi.
Sedangkan untuk prosedur penilaian, hal ini tidak
berbeda jauh dengan yang dilakukan peneliti dalam sebuah penelitian. Secara
teoritis menurut Makmus (1996: 77) terdapat 11 langkah yaitu identifikasi
alternative keputusan, perumusan tujuan, penentuan metode, pemeriksaan
instrument, penegembangan instrument, pengujicobaan instrument, pengumpulan
data, analisis data, penetapan criteria, penyimpulan dan penetapan keputusan.
6.
Manajemen Pembiayaan dalam Organisasi Sekolah
Ekonomi pendidikan adalah studi tentang bagaimana
orang-orang dan masyarakat memilih dengan atau tanpa memakai uang, memilih
untuk memanfaatkan sumber-sumber daya produksi yang langka untuk menghasilkan
berbagai tipe pelatihan, pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran,
karakter, dan seterusnya terutama melalui persekolahan formal selama rentang
waktu tertentu dan mendistribusikan mereka kini dan di masa depan kedalam
masyarakat.
7.
Partisipasi Masyarakat Terhadap Sekolah
Masyarakat sekolah adalah warga/ individu yang berada
di sekolah dan sekitar sekolah yang berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung terhadap manajemen sekolah, memiliki kesadaran sosial dan mempunyai
pengaruh terhadap sekolah
Masyarakat pendidikan adalah segenap komponen terkait
yang memiliki hak serta kewajiban yang sama dalam merencanakan, melaksanakan
dan mengawasi program pendidikan.
Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam manajemen sekolah melalui suatu wadah dalam konteks menyeimbangkan tujuan pendidikan dengan lingkungan, yang merupakan komponen penting untuk menjalin hubungan interaktif dan positif dalam mensukseskan proses pembelajaran dan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam manajemen sekolah melalui suatu wadah dalam konteks menyeimbangkan tujuan pendidikan dengan lingkungan, yang merupakan komponen penting untuk menjalin hubungan interaktif dan positif dalam mensukseskan proses pembelajaran dan tujuan pendidikan yang diharapkan.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut.
1.
Administrasi sekolah adalah suatu proses keseluruhan,
kegiatan bersama dalam lembaga sekolah yang meliputi: perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan
pembiayaan, dengan memanfaaatkan fasilitas yang tersedia untuk mencapai tujuan
sekolah secara efektif dan efisien.
2.
Manajemen sekolah adalah proses dan instansi yang
memimpin dan membimbing penyelenggeraan pekerjaan sekolah sebagai suatu
organisasi dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah
ditetapkan.
3.
Organisasi sekolah yang efektif adalah
kelompok-kelompok informal, kebutuhan-kebutuhan individu dikoordinasi yang
didalam dilakukan pembagian kerja, karena adanya bidang kerja yang harus
diselesaikan dan adanya orang-orang yang wajib menunaikan tugas tertentu.
4.
Manajemen strategi sekolah suatu pendekatan yang
sistematik dalam menyelenggarakan programnya untuk mencapai tujuan sekolah.
5.
Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat adalah
keikutsertaan masyarakat dalam manajemen sekolah melalui suatu wadah dalam
konteks menyeimbangkan tujuan pendidikan dengan lingkungan, yang merupakan
komponen penting untuk menjalin hubungan interaktif dan positif dalam
mensukseskan proses pembelajaran dan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Beberapa saran yang
dapat dikemukakan adalah perlunya komitmen kuat dari setiap unsur pelaksana
pendidikan demi meningkatkan mutu manajemen pendidikan di negeri kita.
Pembenahan birokrasi juga menjadi poin yang harus mendapat perhatian khusus
dari pihak pemerintah. Selain itu, partisipasi masyarakat secara aktif sebagai
pengontrol juga sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sagala,
Syaiful. 2013. Manajemen Strategik dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Betway Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusFind 용인 출장마사지 the best 태백 출장마사지 Betway Casino & Hotel 안양 출장마사지 in the Gila 오산 출장샵 River Indian Reservation. Explore reviews, photos and more 광주 출장마사지 for the Betway Casino & Hotel in Gila River.